Pages

21 Januari 2014

Tragedy Kematian Model Playboy Dorothy Stratten

Diposting oleh Unknown di 21.30



Dorothy Stratten lahir di Vancouver, British Colombia. Tumbuh sebagai remaja, Dorothy dikenal sebagai gadis yang sangat cantik. Matanya indah, Rambutnya pirang keemasan  dan tubuhnya sexy. Dorothy tidak menyadari potensinya bisa membuatnya menjadi bintang hingga bertemu dengan pemuda bernama Paul Snider.

Ketika usianya hampir 17 tahun, dia bekerja di sebuah restoran cepat saji milik Paul Snider, yang usianya sembilan tahun lebih tua. Sejak melihat gadis cantik dengan tubuh ramping dan payudara besar itu, Paul sudah yakin bahwa gadis ini akan menjadi bintang. Dan dia memang benar.

Paul tidak menutupi ketertarikannya dan ia terang-terangan mengejar Dorothy. Setelah akhirnya menjalin hubungan dengan Dorothy, dia meyakinkan gadis itu agar bersedia diorbitkan menjadi model majalah Playboy, dia akan menjadi kaya raya dan terkenal.

Awalnya Dorothy yang sederhana dan pemalu mengabaikan gagasan itu, tapi Snider mendorongnya terus. Snider akhirnya berhasil merayunya untuk difoto telanjang. Snider kemudian mengumpulkan photo-photo itu dan megirimkannya ke Majalah Playboy di LA. Tanpa diduga ternyata foto-fotonyanya sangat memikat redaksi majalah playboy dan  hanya berselang dua hari saja mereka kemudian memanggilnya.

Snider merasa gembira, ia memang sudah yakin menemukan tambang emas melalui Dorothy. Mereka memenuhi panggilan itu dan Snider kemudian memperkenalkan diri sebagai Manajer Dorothy. Penampilan Snider dan lagaknya yang sok membuat pihak Playboy merasa kesal dan memandangnya sebelah  mata. Mereka tentu paham betul tipe-tipe pria macam Snider dan menganggapnya sebagai orang yang tamak. Mereka  tidak menyukainya sama sekali, namun demi mendapatkan Dorothy, mereka sedikit bersabar.

(Foto: Paul Snider dan Dorothy Sratten)

Dorothy mulai menjalani pemotretan untuk Playboy. Sikapnya yang lugu membuat pihak Palyboy harus memberinya arahan ekstra. Akhirnya memang berhasil, dan Dorothy mulai menikmati profesi barunya sebagai foto model majalah Playboy.

karirnya perlahan mulai bersinar. Tubuhnya yang sexy dengan dada indah dan kaki jenjang serta wajah yang cantik, ternyata disukai pembaca hingga dia kemudian mendapat gelar Playboy Playmate Oktober 1979. Pintu ketenaran sudah terbuka bagi Dorothy. Kesibukannya bertambah padat dan pada saat yang sama Snider merasa mulai diabaikan.

Sebagai bintang yang tengah bersinar terang, Heffner, petinggi Playboy, memperkenalkan Dorothy pada beberapa orang-orang penting di industri hiburan, antara lain pembuat film Peter Bogdanovich, yang telah melahirkan film-film terkenal seperti “Paper Moon”. Saat itu Bogdanovich baru saja putus dari aktris pirang Cybill Sheperd, yang kemudian menjadi partner Bruce Willis dalam film “Moonlighting.

(Majalah People dg Cover Peter Bogdanovich dan Cybill Sheperd)

Perkenalan itu mengesankan Dorothy. Bogdanovich berbeda dengan Snider. Ia pemuda yang sukses dan terpelajar. Bogdanovich pun ternyata jatuh cinta pada gadis itu. Ia selalu mengira gadis-gadis playboy agresif namun Dorothy terasa lain. Mereka kemudian berhubungan dekat. Bogdanovich bahkan merencanakan akan menggebrak bisnis pertunjukan dengan menampilkan Dorothy. Bogdanovich ingin kekasihnya itu tak dipandang sebelah mata dengan julukan sebagai pelacur seksi dengan dada besar.

Dorothy kemudian memutuskan Snider.

Mengetahui hal itu perasaan Snider hancur dan harga dirinya tersinggung. Ia merasa Dorothy lupa diri bahwa semua kesuksesan dan ketenaran yang kini didapatnya adalah berkat jasanya. Snider juga sangat cemburu pada kesuksesan Dorothy. Dia menuntut pengakuan dan jasa atas itu semua.

Namun Dorothy telah berniat menjauh darinya dan banyak pihak yang mendorongnya untuk itu. Tapi sulit bagi gadis itu melakukannya, apalagi dia sebenarnya sudah menikah dengan Snider sebelumnya.

Agustus 1980, Dorothy memutuskan bersedia bertemu Snider untuk terakhir kali, sehingga dia bisa mengakhirinya baik-baik. Dia setuju bertemu di apartemen tempat mereka pernah tinggal bersama.  Dorothy melakukan perjalanan yang cukup jauh dari New york, dimana dia tengah syuting film “They All Laughed” yang di sutradarai oleh Bogdanovich.

Dia sampai di apartemen Snider dengan harapan bisa menjernihkan persoalan mereka, bahkan sedikit ganti rugi bila itu bisa melepaskannya dari pria itu. Namun perkiraannya meleset. Kejadian tragis menjemput gadis cantik itu.

Tetangga flat Snider tidak mendengar apapun dari kamar Snider selama beberapa hari dan mereka menjadi khawatir lantas memutuskan memeriksa flatnya. Pemandangan yang mereka lihat sangat menyeramkan. Gadis itu berbaring dengan wajah menghadap lantai, tubuhnya telanjang, wajahnya babak belur berlumuran darah. Darah juga melumuri seluruh tubuhnya termasuk ada cetakan tangan berdarah di bawahnya. Jari kelingkingnya terlepas dan hilang.

Disamping tubuh Dorothy adalah mayat Snider. Dia menembakkan pistol diantara dua matanya , meninggalkan lubang menganga dan salah satu matanya tergantung keluar. Tubuhnya juga telanjang. Keduanya sudah dikerubuti oleh semut.


Dorothy Stratten meninggal pada usia 20 tahun. Petrus Bogdanovich sangat patah hati kala itu. Ia tak percaya peristiwa setragis itu terjadi. Selama beberapa saat ia masih dihantui cintanya pada Dorothy hingga kemudian menikahi adik Dorothy, Louise. Pernikahan itu, seperti dira banyak pihak tidak berhasil dan mereka bercerai pada tahun 2001.

Dua film yang mengangkat kisah ini dibintangi Jamie Lee Curtis berjudul “Death of A Centerfold” dan “Star 80’s” dibintangi oleh Mariel Hemingway dan Eric Robert. Film ini juga mengambil gambar di apartemen tempat pembunuhan itu terjadi. 

Inilah beberapa picture dari Dorothy Stratten:




0 komentar:

Posting Komentar

 

Diane Blog Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Online Shop Vector by Artshare